Kegiatan belajar ibu sehari-hari dalam membersamai anak

challenge 2 : Awal mula bergabung dengan IIP


Bismillahirrahmanirrahim..

Assalamualaikum..


Alhamdulillah, setelah menunggu jadwal kosong dan mood menulis muncul, akhirnya tibalah saatnya untuk kembali mengikuti tantangan dan Ibu Ketua Rumbel Literasi IIP. Hihihi..
Walaupun tak yakin, karena tulisan saya biasa-biasa saja, tapi senang rasanya apabila bisa ikut meramaikan challenge kedua ini, yaitu menulis.
Dan dari challenge tersebut saya memilih untuk menulis tentang bagaimana awal mula bergabung dengan IIP. Dan begini cerita saya.

Bagaimana awal mula bergabung dengan IIP

Pada awal peran saya sebagai ibu, saya merasa kebingungan dan entah bagaimana saya akan mendidik si kecil. Berawal dari hal tersebut, maka sayapun mencari literature di internet, apa saja saya baca. Hingga suatu saat saya sampai merasa penat, terlalu banyak yang adadikepala saya, dan kebingungan dalam mempraktekkan teori-teori yang telah say abaca dan ikuti. Akhirnya hasilnya malah nihil. Ternyata saya mengalami banjir informasi.

Setelah itu saya berhenti mengumpulkan informasi, rehat agar bisa berfikir kembali, dan kemudian menggali lagi. Pada saat itu, berasa ada yang kosong, ada sesuatu yang hilang, saat saya mendampingi si kecil, seperti ada yang salah. Maka saya pun kembali browsing, tetapi bukan artikel, saya mulai mencari wadah-wadah para ibu yang sedang membersamai anak juga, tak lupa saya berdoa agar diberikan kemudahan.

Tak lama kemudian saya pun menemukan sangat banyak wadah, saya bertanya, kenapa tidak dari dulu saya mencari seperti ini. Tapi kembali lagi, ah kenapa disesali, toh Alhamdulillah akhirnya dapat dipertemukan dengan komunitas-komunitas parenting tersebut. Saat itu si kecil sudah 2 tahun, da nada bagian yang saya lewatkan.

Salah satu komunitas parenting itu adalah IIP, dan saya belum bergabung saat itu. Kemudian saat saya ada urusan di bank mandiri, disana ada ibu-ibu yang sedang print out di cs, dan beliau bercerita dengan cs tentang apa yang beliau print. Dan ternyata itu adalah donasi untuk komunitas IIP. Tentu saja mbak cs itu bertanya-tanya tentang IIP. a Dan saya pun ikut mendengarkan. Nah, kebetulan giliran saya juga dengan mbak cs tersebut, maka sayapun memberanikan bertanya juga tentang IIP tersebut.

Sesampainya di rumah langsung saja saya cari apa itu IIP. Dan betapa terkejutnya saya, ternyata itu adalah organisasi besar yang berpusat di Salatiga, ya Allah, kemana saja saya selama ini.. hihihihi.. sayangnya saya tidak ingat dengan ibu-ibu tadi. Huhuhuhu..

Dan akhirnya saya pun bergabung dengan IIP dan langsung mengikui matrikulasi, dan  Alhamdulillah lolos pendaftaran, yang ternyata sangat ketat. Dan Alhamdulillah nya lagi, saya dapat mengikuti kelas Offline, yang tidak disemua tempat ada. Saya merasa lebih mampu mengikuti kelas offline daripada online, karena menurut saya kelas online itu lebih menyita banyak waktu, ketimbang kelas offline.

Dari IIP ini saya menemukan banyak sekali ilmu, dari ilmu pengembangan diri, sampai ilmu mendidik anak, bahkan keharmonisan keluarga. Wow bonus, pikir saya, yang awal bergabung karena ingin memperoleh ilmu tentang bagaimana mendampingi si kecil, dalam IIP disebut sebagai membersamai anak. Maka mumpung sedang menulis, saya ingin berterima kasih kembali kepada seluruh keluarga besar IIP, terutama Bu Septi yang telah mendirikan komunitas ini, yang luar biasa besar ternyata, dan menularkan ilmu nya kepada saya. Tak lupa seluruh fasil pusat, dan fasil salatiga tentunya. Terima kasih banyak, lemah-lemah teles, Gusti Allah seng mbales. Barakallah untuk semuanya.. entah saya bisa dengan apa membalasnya..

salam sayang,
Rina Mutiarasari
ibuk duoU..




Share:

Related Posts:

No comments:

Post a Comment

Popular Posts