Bismillahirrahmanirrahim..
Assalamualaikum..
Alhamdulillah,
setelah menunggu jadwal kosong dan mood menulis muncul, akhirnya tibalah
saatnya untuk kembali mengikuti tantangan dan Ibu Ketua Rumbel Literasi IIP. Hihihi..
Walaupun tak
yakin, karena tulisan saya biasa-biasa saja, tapi senang rasanya apabila bisa
ikut meramaikan challenge kedua ini, yaitu menulis.
Dan dari
challenge tersebut saya memilih untuk menulis tentang bagaimana awal mula
bergabung dengan IIP. Dan begini cerita saya.
Bagaimana awal mula bergabung dengan IIP
Pada awal
peran saya sebagai ibu, saya merasa kebingungan dan entah bagaimana saya akan
mendidik si kecil. Berawal dari hal tersebut, maka sayapun mencari literature di
internet, apa saja saya baca. Hingga suatu saat saya sampai merasa penat,
terlalu banyak yang adadikepala saya, dan kebingungan dalam mempraktekkan
teori-teori yang telah say abaca dan ikuti. Akhirnya hasilnya malah nihil. Ternyata
saya mengalami banjir informasi.
Setelah itu
saya berhenti mengumpulkan informasi, rehat agar bisa berfikir kembali, dan
kemudian menggali lagi. Pada saat itu, berasa ada yang kosong, ada sesuatu yang
hilang, saat saya mendampingi si kecil, seperti ada yang salah. Maka saya pun
kembali browsing, tetapi bukan artikel, saya mulai mencari wadah-wadah para ibu
yang sedang membersamai anak juga, tak lupa saya berdoa agar diberikan
kemudahan.
Tak lama
kemudian saya pun menemukan sangat banyak wadah, saya bertanya, kenapa tidak
dari dulu saya mencari seperti ini. Tapi kembali lagi, ah kenapa disesali, toh Alhamdulillah
akhirnya dapat dipertemukan dengan komunitas-komunitas parenting tersebut. Saat
itu si kecil sudah 2 tahun, da nada bagian yang saya lewatkan.
Salah satu
komunitas parenting itu adalah IIP, dan saya belum bergabung saat itu. Kemudian
saat saya ada urusan di bank mandiri, disana ada ibu-ibu yang sedang print out
di cs, dan beliau bercerita dengan cs tentang apa yang beliau print. Dan ternyata
itu adalah donasi untuk komunitas IIP. Tentu saja mbak cs itu bertanya-tanya
tentang IIP. a Dan saya pun ikut mendengarkan. Nah, kebetulan giliran saya juga
dengan mbak cs tersebut, maka sayapun memberanikan bertanya juga tentang IIP
tersebut.
Sesampainya di rumah langsung saja saya cari apa itu IIP. Dan betapa
terkejutnya saya, ternyata itu adalah organisasi besar yang berpusat di
Salatiga, ya Allah, kemana saja saya selama ini.. hihihihi.. sayangnya saya
tidak ingat dengan ibu-ibu tadi. Huhuhuhu..
Dan akhirnya
saya pun bergabung dengan IIP dan langsung mengikui matrikulasi, dan Alhamdulillah lolos pendaftaran, yang
ternyata sangat ketat. Dan Alhamdulillah nya lagi, saya dapat mengikuti kelas
Offline, yang tidak disemua tempat ada. Saya merasa lebih mampu mengikuti kelas
offline daripada online, karena menurut saya kelas online itu lebih menyita
banyak waktu, ketimbang kelas offline.
Dari IIP
ini saya menemukan banyak sekali ilmu, dari ilmu pengembangan diri, sampai ilmu
mendidik anak, bahkan keharmonisan keluarga. Wow bonus, pikir saya, yang awal
bergabung karena ingin memperoleh ilmu tentang bagaimana mendampingi si kecil,
dalam IIP disebut sebagai membersamai anak. Maka mumpung sedang menulis, saya
ingin berterima kasih kembali kepada seluruh keluarga besar IIP, terutama Bu
Septi yang telah mendirikan komunitas ini, yang luar biasa besar ternyata, dan
menularkan ilmu nya kepada saya. Tak lupa seluruh fasil pusat, dan fasil
salatiga tentunya. Terima kasih banyak, lemah-lemah teles, Gusti Allah seng
mbales. Barakallah untuk semuanya.. entah saya bisa dengan apa membalasnya..
salam sayang,
Rina Mutiarasari
ibuk duoU..